Jalan ke Danau Beratan yang Kerasan

Hari pertama di Bali, ketika sudah siap berangkat menuju beberapa destinasi yang sudah ditentukan, salah seorang teman saya malah jatuh sakit, dan tidak bisa ikut kelayapan. Terpaksa kami hanya uring-uringan-sembari berharap teman saya ini akan lebih baik dan sembuh esok harinya-di penginapan dan jalan-jalan di sekitar Kuta dan Legian. 

Oleh karena itulah hari kedua di Bali menjadi hari yang saya tunggu-tunggu, untuk dihabiskan menjamah Bali bagian Tengah. Tujuan kami adalah membantu ultraman nyelamatkan dunia Danau Beratan, yang terletak di kawasan Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti. Serta Tanah Lot di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali.


Berbekal aplikasi Google Maps, pukul Sembilan pagi waktu setempat kami berlima bergegas menuju desa Baturiti dengan menggunakan 3 buah sepeda motor yang sudah kami sewa sebelumnya dari hari pertama. Danau beratan berjarak 60 Km. dari penginapan kami di Poppies II.


Kami sengaja lewat jalan sedikit menyimpang, atau tidak terus melewati jalan besar Jl.Imam Bonjol, karena ada sedikit keperluan di Jl. Gunung Batukaru. Tapi tenang saja. Jalan di Bali ini saling terhubung. Mau jalan tikus atau jalan kecoa, semuanya tetap tembus ke jalan besar. Di sini juga lah kami menemukan berbagai makanan halal yang sesuai dengan lidah kami. Kami menemukan nasi kuning dengan harga 6 ribuan.

Tips menggunakan Google Maps di area perkotaan di Bali: jika GMaps menunjukkan jalan tercepat menuju tempat tujuan, jangan langsung percaya. Umumnya yang ditunjukkan GMaps adalah jalan-jalan besar dengan sedikit memutar. Kalian tentu bisa memotong jalan yang menurut kalian lebih cepat dengan memasuki jalan-jalan kecil-yang nyatanya cukup besar-yang tertera di maps.

Sepanjang perjalanan, mata kami disuguhi pemandangan desa dengan latar sawah berwarna hijau, gunung-gunung berkabut, dan langit yang membiru. Udaranya sejuk! Benar-benar kondisi yang jauh berbeda dari pusat kota. Oh iya, jalan menuju Danau Beratan ini terus menanjak. Saya baru sadar kalau tempat yang kami tuju ini berada di ketinggian 1200mdpl-karena medan jalan yang terus naik menuju daerah pegunungan. Ketika melewati Mengwi, di kanan-kiri sepanjang jalannya dipenuhi pura dari yang kecil sampai yang cukup besar, dan orang yang melakukan ritual sembahyang. Serasa melewati kampung budaya. Ternyata di sini juga ada pasar desa adat.

Pemandangan sepanjang jalan menuju Danau Beratan
Sepanjang jalan menuju Danau Beratan dipenuhi pemandangan bagus dari atas bukit.

Ketika masuk Baturiti, jalannya benar-benar naik ke atas. Meliuk-liuk menyusuri gunung. Udaranya dingin. Serasa berada di puncak. Ya emang lagi di puncak!

Pemandangan sepanjang jalan menuju Danau Beratan
Semua foto yang saya ambil adalah ketika pulang dari Danau Baturiti. Saking senangnya dengan pemandangannya, saya lupa mengabadikannya sepanjang jalan yang menanjak.

Sawah terasering, babi guling, kebun strawberry, babi guling, bukit-bukit berkabut, babi guling 100% haram-ini serius ada papan pengumuman seperti ini, villa-villa keren. Pemandangan sepanjang perjalanan menuju Danau Beratan ini benar-benar memukau mata. Banyak rumah makan yang memasang banner dan papan menu di pinggir jalan.

Pemandangan sepanjang jalan menuju Danau Beratan
Pemandangan seperti ini bikin kerasan berlama-lama

Setelah melewati pasar Baturiti, tak lama kemudian kami melihat danau di kaki gunung berkabut. Kami sudah sampai! Sekarang tinggal mencari jalan masuk menuju pura Ulun Danu yang terkenal itu.

Baca Juga : Pura Ulun Danu Beratan dan Uang Lima Puluh Ribuan

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Jalan ke Danau Beratan yang Kerasan"

Post a Comment

Pembaca yang baik selalu meninggalkan komentar. Komen dong! Jangan sungkan untuk meninggalkan komentar, ya!